ASSALAMUALAIKUM AKHI DAN UKHTI...SELAMAT DATANG DI BLOG DUNIA AKADEMISI

Senin, 31 Maret 2014

Uji Normalitas Data dengan SPSS

Artikel sebelumnya adalah Uji Reliabilitas. Seperti kata dasarnya, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti distribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan bagian dari uji persyaratan analisis statistik atau analisis uji asumsi dasar. Uji asumsi dasar adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum data yang ada di uji dengan uji statistik yang sesungguhnya. Uji ini biasanya menggunakan data yang berskala ordinal, interval atau rasio. Jika data tidak berdistribusi normal dan atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal, maka metode yang digunakan adalah statistik non parameterik. Untuk uji kenormalan dari sampel dapat dilakukan dengan bantuan Uji Shapiro-Wilk, Kolmogrov-Smirnov dan Liliefors serta gambar normal Probability Plots.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:
  1. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
  2. Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05, maka data berdistribusi normal.
Dalam kesempatan kali ini saya akan menggunakan Uji Normalitas yang dilakukan dengan bantuan Uji Shapiro-Wilk. Adapun data yang di uji adalah kenormalan Partisipasi anggota dalam pemilihan ketua IPM dengan Kepercayaan (trust) pada calon ketua.  

Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Buka lembar kerja baru Program SPSS.
2. Klik Variable View pada SPSS Data Editor.
3. Tuliskan nama dengan kata dasar variabel atau dengan X dan Y, Decimals ganti dengan 0, Label isi dengan nama lengkap variabel, kemudian klik Data View, sehingga tampilanya seperti di bawah ini.
Tapilan pada Variable View
Uji Normalitas Data Dengan SPSS
Tampilan pada Data View
Uji Normalitas Data Dengan SPSS
4. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Deskriptive Statistiks.
5. Dari serangkaian yang ada, pilih Explore, maka akan muncul dialog Explore.
6. Dependen List, Klik variabel Partisipasi anggota dalam pemilihan ketua IPM, kemudian klik tanda bagian yang atas.
7. Factor List, Klik variabel Kepercayaan (trust) pada calon ketua, kemudian klik tanda panah.
8. Klik pilihan Statistiks, pilih Deskriptive, lalu klik Continue.
9. Klik pilihan Plots, pada bagian Boxplot pilih None. Pada Deskriptive, Pilih Strem and leaf.
10. Klik pilihan Normality Plot With Tests.
11. Pada pilihan Spread vs Level With Levene Test, pilih Power Estimation, kemudian klik Continue.
12. Pada bagian Displays, pilih Both (yang artinya statistiks maupun Plots akan digunakan).
13. Klik OK jika seuma sudah selesai.
14. Tampilan Outputnya seperti berikut ini.
Uji Normalitas Data Dengan SPSS
Kesimpulan:
Shapiro-Wilk, di dapat untuk Partisipasi dalam pemilihan ketua IPM ditinjau dari Kepercayaan pada calon ketua nilai probabilitas di atas 0,05 yaitu 0,274. Karena nilai signifikasi 0,274 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Uji Reliabilitas Data Dengan SPSS

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Reliabilitas mempunyai berbagai makna lain seperti kepercayaan, keteladanan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Sedangkan angket dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam program SPSS metode yang sering digunakan adalah dengan menggunakan motode Alpha Cronbach’s. Dengan rumus sebagai berikut:

Uji Reliabilitas Data Dengan SPSS

Uji signifikasi dilakukan pada taraf a = 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar dari r tabel. Pada contoh kasus sebelumnya setelah uji validitas, maka item-item yang valid dimasukkan dalam uji reliabilitas dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Data konsentrasi belajar sebagai berikut:

Uji Reliabilitas Data Dengan SPSS

1. Buka lembar kerja baru dalam program SPSS anda.
2. Klik Variable View pada SPSS Data Editor
3. Pada bagian nama tulis dengan item_1 sampai dengan item_9, selanjutnya pada bagian Decimals ganti dengan 0. Lihat gambar:

Uji Reliabilitas Data Dengan SPSS 

4. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Scale - Reliability Analysis
5. Klik masukkan semua variabel yang valid, tetapi jangan masukkan skor totalnya.

Uji Reliabilitas Data Dengan SPSS 

6. Klik Statistics, pada Descriptives For klik Scale if item deleted
7. Klik Continue, kemudian klik OK untuk mengakhiri perintah.
8. Tampilan outputnya sebagai berikut:

Uji Reliabilitas Data Dengan SPSS

9. Dari hasil output di atas di dapat nilai Alpha sebesar 0,808, nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel di cari pada signifikasi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 20, maka di dapat r tabel sebesar 0,444. Oleh karena nilai r = 0,808 > r tabel = 0,444 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut reliabel.

Sekian artikel dengan judul Uji Reliabilitas Data dengan SPSS, Semoga dapat bermanfaat.

Uji Validitas Data Dengan SPSS Rumus Correlated-Item

Setelah beberapa waktu lalu saya memposting mengenai Uji validitas data dengan SPSS rumus Pearson, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai rumus yang lain yaitu dengan Correlated-Item Total Correlation. Seperti yang kita ketahui secara umum uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana angket yang digunakan benar-benar valid untuk mengukur variabel dalam penelitian kuantitatif. Analisis data dengan Correlated-Item Total Correlation dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengean skor total dan melakukan korelasi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Perhitungan validitas angket dengan Correlated-Item Total Correlation tidak cocok digunakan pada item yang jumlahnya sedikit, karena pada item yang jumlahnya banyak penggunaan korelasi bivariate efek overestimate yang dihasilkan tidak terlalu besar. Menurut Widiyanto (2010:38-40) Teknik Correlated-Item Total Correlation secara teoritis menggunakan rumus korelasi terhadap efek spurious overlap. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah:
  • Jika nilai rhitung > rtabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam angket berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya item angket dinyatakan valid).
  • Jika nilai rhitung < rtabel, maka item pertanyaan atau pernyataan dalam angket tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya item angket dinyatakan tidak valid).
Selanjutnya kita akan melakukan praktek Uji validitas data dengan SPSS rumus Correlated-Item. Misalkan saya mempunyai data konsentrasi belajar sebagai berikut:
Uji Validitas Data Dengan SPSS Rumus Correlated-Item

Dari data di atas, kita lakukan langkah-langkah untuk uji validitasnya:
1. Buka lembar kerja baru dalam program SPSS anda.
2. Klik Variable View pada SPSS Data Editor
3. Pada bagian nama tulis dengan item_1 sampai dengan item_9, selanjunya pada bagian Decimals ganti dengan 0. Lihat gambar:

Uji Validitas Data Dengan SPSS Rumus Correlated-Item

4. Klik Data View pada SPSS Data Editor.
5. Masukkan data-datanya, pada kolom item_1 sampai item_9 sesuai dengan data angket yang diperoleh. Lihat gambar:
Uji Validitas Data Dengan SPSS Rumus Correlated-Item

6. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Scale-Reliability Analysis lalu pilih Bivariate.
7. Klik dan masukkan semua variabel (item_1 sampai dengan item_9) ke dalam kotak items di sebelah kanan dengan mengklik tanda 
8. Klik Statistics, pada Descriptives for klik Scale if item deleted.
9. Klik Continue, Kemudian Klik OK untuk mengakhiri perintah. Lihat gambar:

Uji Validitas Data Dengan SPSS Rumus Correlated-Item

Maka akan ditampikan data outputnya sebagai berikut:

Uji Validitas Data Dengan SPSS Rumus Correlated-Item

Dari hasil output di atas, dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Inilah nilai korelasi yang di dapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan rtabel, rtabel dicarai pada signifikasi 0,05 atau 5% dengan jumlah (n) = 20, maka di dapat rtabel sebesar 0,444 (lihat pada rtabel buku statistik anda).

Kita lihat hasil pada item_1 mendapatkan rhitung sebesar 0,711. Maka nilai rhitung pada item_1 lebih besar dari nilai rtabel atau 0,711 > 0,444. Artinya item soal no 1 dapat dikatakan valid atau layak untuk dijadikan angket penelitian. Cek masing-masing nilai rhitung pada item berikutnya dan bandingkan dengan nilai rtabel. Demikian Uji Validitas Data Dengan SPSS Rumus Correlated-Item semoga bermanfaat.

Download microsoft Frontpage

Microsoft Front Page adalah Aplikasi untuk membuat design web yang mudah di gunakan, dengan Front page kita bila tidak mau ambil pusing dengan kode aplikasi ini solusinya ,sebetulnya aplikasi ini sudah user friendly ,tapi untuk tutorial ebook yang lengkap panduannya sobat bisa lihat artikel kami klik disini .
dan untuk aplikasi Front page bisa klik di bawah ini.
Terimakasih pada admin www.softwareram.wordpress.com yang telah membagikan aplikasi Microsft Front page.

Pasword : 112 

Jumat, 28 Maret 2014

Pengertian dan Mazhab Filsafat

Pengertian Filsafat Secara etimologis kata filsafat dalam bahasa Yunani adalah philosophia, yaitu gabungan dari dua kata philia atau philen yang berarti cinta atau mencintai dan sophos yang berarti kebijaksanaan. Sementara dalam bahasa Inggris,  filsafat berasal dari kata philosophy yang bisa diartikan sebagai mencintai kebajikan.
Secara terminologis, dalam Kamus Filsafat (Loren Bagus, 1996:42) dijelaskan beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof, yaitu: Pertama, filsafat merupakan upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang suatu realitas; Kedua, merupakan upaya melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata; Ketiga, filsafat merupakan upaya menentukan batas-batas dan jangkauan dari pengetahuan baik itu tentang sumber, hakikat,, keabsahan, dan nilainya; Keempat, penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan; Keenam, filsafat merupakan disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu melihat apa yang dikatakan dan untuk mengatakan apa yang dilihat.
Endang Saifuddin Anshari (1987: 83) mengutip pernyataan Al Farabi bahwa pengertian filsafat adalah ilmu tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Sementara menurut Immanuel Kant (Suriasumantri, 2001: 2) mengartikan filsafat sebagai dasar segala pengetahuan yang mencakup ke dalam empat persoalan:
1. Apakah yang dapat diketahui ?
2. Apakah yang boleh kita kerjakan?
3. Sampai di manakah penghargaan kita?
4. Apakah yang dinamakan manusia?
Sedangkan Sumarno, Karimah, dan Damayani dalam buku Filsafat dan Etika Komunikasi (2004: 13-14) pengertian filsafat dapat dibedakan menjadi:
1. Filsafat sebagai suatu sikap. Filsafat merupakan sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Bagaimana manusia yang berfilsafat dalam menyikapi hidup dan alam sekitarnya.
2. Filsafat sebagai suatu metoda. Berfilsafat artinya berpikir secara reflektif, yakni berpikir dengan memerhatikan unsure di belakang objek yang menjadi pusat pemikirannya.
3. Filsafat sebagai kumpulan persoalan. Befilsafat artinya berusaha untuk memecahkan persoalan-persoalan hidup.
4. Filsafat merupakan sistem pemikiran. Socrates, Plato, atau Aristoteles merupakan tokoh filsafat yang menghasilkan sistem pemikiran yang menjadi acuan dalam menjawab persoalan, sebagai metode, dan cara bersikap kenyataan.
5. Filsafat merupakan analisis logis. Filsafat berarti berbicara tentang bahasa dan penjelasan makna-makna yang terkandung dalam kata dan pengertian. Hampir setiap filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti istilah dan pemakaian bahasa.
6. Filsafat merupakan suatu usaha memperoleh pandangan secara menyeluruh. Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai macam ilmu serta pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang menyeluruh.
Sementara Muntasyir dan Munir (2002: 3) memberikan klasifikasi pengertian tentang filsafat, sebagai berikut :
1.   Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal).
2.   Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi (arti formal).
3.   Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Artinya filsafat berusaha untuk mengombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam (arti spekulatif).
4.   Filsafat adalah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan juga logosentris.
5.   Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Mazhab Filsafat
Dalam realitasnya, filsafat terbagai ke dalam beberapa mazhab. Kemunculan mazhab ini terutama berada di abad pertengahan sebagai konsekuensi dari munculnya golongan-golongan pemikir yang sepaham dengan teori, ajaran, bahkan aliran tertentu terhadap tokoh-tokoh filsafat atau filsuf. Mazhab-mazhab dalam filsafat terbagai atas rasionalisme, positivisme, empirisme, idealisme, pragmatisme, fenomenologi, dan eksistensialisme.
Rasionalisme muncul pada abad ke-17 dan tokoh yang dikenal dalam mazhab ini adalah Rene Descrates (1596-1650) yang memopulerkan ungkapan cogito ergo sum yang berarti aku berpikir maka aku ada. Menurut Descrates, manusia memiliki kebebasan dalam berkehendak oleh karena itu manusia dapat merealisasikan kebebasannya tersebut dan kebebasanlah yang merupakan cirri khas kesadaran manusia yang berpikir. Mazhab ini menekankan metode filsafatnya pada rasionalitas dan sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio atau akal. Metode deduktif menjadi metode yang popular dalam mazhab ini. Metode tersebut menggunakan pola penalaran dengan mengambil kesimpulan dari suatu yang umum untuk diterapkan kepada hal-hal yang khusus.
Empirisme  merupakan mazhab yang menekankan pada pengalaman nyata atau empiris yang menjadi sumber dari segala pengetahuan. Bahwa sebuah pengalaman yang khusus merupakan kesimpulan dari kebenaran-kebenaran yang bersifat umum. Ini merupakan kebalikan dari mazhab rasionalisme, seiring pula kemunculan mazhab empirisme pada abad yang sama dengan rasionalisme. Tokoh yang terkenal dalam mazhab ini adalah Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Locke (1632-1704). Menurut kedua tokoh ini, pengalaman adalah awal dari semua pengetahuan dan dapat memberikan kepastian. Pengalaman ini bisa berupa pengalaman lahiriah maupun batin yang keduanya saling berhubungan. Pengalaman lahiriah menghasilkan gejala-gejala psikis yang harus ditanggapi oleh pengalaman batiniah.
Idealisme merupakan istilah yang digunakan oleh Leibniz pada abd ke-18. Merujuk pada pemikiran Plato bahwa idealisme memfokuskan pemikiran bahwa seluruh realitas itu bersifat spiritual atau psikis, dan materi yang bersifat fisik sebenarnya tidaklah nyata. Pemikiran ini didukung oleh George Wilhem Friederch Hegel (1770-1831) di Jerman yang memiliki pendapat bahwa yang mutlak adalah roh yang mengungkapkan dirinya di dalam alam dengan maksud agar dapat sadar akan dirinya sendiri dan hakikat dari roh itu adalah idea tau pikiran. Menurut Hegel, semuanya yang real bersifat rasional dan semuanya yang rasional bersifat real. Metode dialektik diperkenalkan oleh Hegel dengan menerapkan tiga proses dialektik, yaitu teas, antitesa, dan sintesa dimana ia mengusahakan kompromi antara beberapa pendapat yang berlawanan satu sama lainnya.
Positivisme merupakan mazhab yang menekankan pemikiran pada apa yang telah diketahui, yang faktual, nyata, dan apa adanya. Postivis mengandalkan pada pengalaman individu yang tampak dan dirasakan dengan pancaindera. Sehingga segala sesuatunya yang bersifat abstrak atau metafisik tidak diakui. August Comte (1798-1857) merupakan tokoh mazhab ini yang menyatakan bahwa manusia tidak mencari penyebab yang berada di belakang fakta dan dengan menggunakan rasionya manusia berusaha menetapkan relasi-relasi antarfakta.
Pragmatisme muncul pada awal abd ke-20. Mazhab ini menegaskah bahwa segala sesuatunya haruslah bernilai benar apabila membawa manfaat secara praktis bagi manusia. Artinya, pengetahuan yang berasal dari pengalaman, rasio, pengamatan, kesadaran lahiriah maupun batiniah, bahkan yang bersifat abstrak atau mistis pun akan diterima menjadi sebuah kebenaran apabila membawa manfaat praktis. John Dewey (1859-1852) merupakan tokoh dalam mazhab ini yang berpendapat bahwa filsafat tidak boleh hanya mengandalkan pemikiran metafisis yang tidak bermanfaat praktis bagi manusia, melainkan harus berpijak pada pengalaman yang diolah secafa aktif kritis dan memberikan pengarahan bagi perbuatan manusia dalam kehidupan nyata.
Fenomenologi  merupakan mazhab yang bersandar pada kemunculan fenomena-fenomena baik yang nyata maupun semu. Fenomena tidak hanya bisa dirasakan oleh indera, juga dapat digapai tanpa menggunakan indera. Tokoh dalam mazhab ini adalah Edmund Husserl (1859-1938) yang menegaskan hukum-hukum logika yang memberi kepastian sebagai hasil pengalaman bersifat a priori dan bukan bersifat a posteriori.
Eksistensialisme dipelopori oleh Jean Paul Sartre (1905-1980) yang mengembangkan pemikiran bahwa filsafat berpangkal dari realitas yang ada dan manusia itu memiliki hubungan dengan keberadaannya dan bertanggung jawab atas keberadaan tersebut. Mazhab ini menekankan pada bagaimana cara manusia berada di dunia yang berbeda dengan benda-benda atau objek lainnya. Dengan kata lain, eksistensialisme menegaskan tentang bagaimana cara manusia bereksistensi dan bukan sekadar hanya berada sebagai mana benda-benda lainnya