Bukankah
kita masih bisa bersyukur atas nikmat-nikmat lain yang masih diberikan allah
pada tubuh kita? Tapi kita selalu lupa daratan hanya disebabkan kabut asap lupa
nikmat lain yang diberikan Allah padanya. Mungkin, ada baiknya bagi kita
mengambil hikmah dari peristiwa ini. Mungkin bencana ini adalah teguran bagi
negeri kita dari Allah, dimana penduduk negeri ini sudah tidak mau lagi
mendengarkan kata hati nuraninya untuk mengabdi dan berbuat baik kepeada sesame
manusia. Suka berbuat menurut hawa nafsunya sehingga berani menjual ayat-ayat
alquran demi rupiah, korupsi, bertindak tidak adil ketika mengambil keputusan,
serakah, curang dalam jual beli,bertindak semena-mena tanpa memikirkan hak
orang lain, dan hilangnya rasa kemanusiaan yang seharusnya dimiliki oleh
manusia. Jadi wajar kalo Allah menimpakan azab ke negeri ini, bukankah dalam
alqur’an bahwa Allah akan menimpakan bencana kepada suatu kaum walaupun diantara kaum tersebut masih
terdapat orang beriman /orang sholeh.
mari kita simak
kisah nyamuk-asap-masker dan sesak napas berikut.
Ketika liburan panjang
perkuliahan ada agenda rutin yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa yakni
camping menaiki gunung. Tidak berbeda pada liburan kali ini andi, tono dan riko
juga melakukan kegiatan yang sama. 2 hari sebelum keberangkatan mereka telah
mempersiapkan segala macam kebutuhan yang dibutuhkan selama kegiatan
berlangsung.
Ketika
kegiatan camping dimulai, pada malam harinya ketika mereka berada dalam tenda. Kira2
pukul 11 malam terdengar suara gaduh dari tenda tersebut, ternyata mereka rebut
mengurusi masalah nyamuk yang menggigit mereka karena lupa memasang obat nyamuk
bakar. Nyamuk terbang kesana-kesini dalam tenda mereka sesekali hinggap dan menusuk
tubuh mereka. Melihat kondisi yang tak karuan lalu Andi bangun lalu membakar
obat nyamuk, lalu tidur kembali dengan menutup mulut dan hidung dengan masker
agar tidak lemas oleh asap dari obat nyamuk, Tono juga langsung tidur tapi menggunakan
selimut yang amat tebal untuk menutup hidung dan mulut dengan harapan tidak ada
asap yang terhirup. Lain halnya dengan Riko yang dari tadi marah-marah dan
menyalahkan temannya karena tidak membakar obat nyamuk sebelum tidur,lalu semakin
geram dan kesalnya pada dengan nyamuk yang ada dalam tenda ,ia membakar dua
obat nyamuk bakar lagi dengan harapan semua nyamuk mati, kemudian ia pun
langsung berbaring. Apa yang ter jadi setengah jam kemudian, suasana tenda
kembali gaduh tetapi bukan karena nyamuk tetapi gaduh oleh suara batuk dari
Tono dan Riko yang tidak bisa tidur karena batuk dan sesak napas oleh asap
nyamuk bakar, sedangkan Andi yang awalnya tidur dengan pulas akhirnya juga
terbangun karena suara batuk dari teman-temannya. Dengan kesalnya lalu Riko
bangun lalu mematikan semua obat nyamuk bakar tersebut.
Dari
kisah singkat diatas, dapat kita ambil hikmah bahwa dalam kehidupan ini
janganlah suka berlebihan dalam mengambil sikap. Hal ini sama halnya dengan sikap
kita dalam menanggapi bencana kabut asap yang terjadi sekarang ini.
Riko, adalah gambaran orang yang
suka mengambil sikap berlebih-lebihan. Ketika dihadapkan suatu masalah suka
berkeluh kesah, mengutuk dan menyalahkan pihak lain serta bertindak secara
berlebihan tanpa memikirkan akibat yang akan diterima di waktu mendatang. Ini sama
seperti kita suka menyalahkan petani, pemerintah dan pihak –pihak lain ketika
tejadi kabut asap tebal. Padahal tanpa kita sadari mungkin bencana ini turun
bisa jadi disebabkan dosa-dosa yang kita miliki sehingga Allah menurunkan
bencana agar kita kembali kejalan yang benar.
Tono, adalah gambaran orang yang
terlalu protektif sehingga menimbulkan kesulitan pada dirinya sendiri. Begitu juga dengan kita, karena ada asap tidak
mau bekerja, sekolah berorganisasi dengan alasan asap tebal. Padahal jika ia
mau memakai masker maka semua aktivitas bisa berjalan lancar.
Andi, adalah gambaran orang yang
selalu berfikir positif dan bertindak dengan berpikir kedepan. Inilah gambaran
pribadi yang seharusnya ada pada diri kita ketika menghadapi bencana.
Semoga bermanfaat,
dan menjadi insane yang dirindukan syurga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar